Ayam Lodho Waktu pertama kali saya mencicipi ayam lodho, jujur saya nggak tahu itu makanan apa. Saya kira semacam gulai atau opor. Tapi begitu sendok pertama mendarat di lidah, rasanya beda banget. Ada aroma bakaran yang khas, kuah santan yang kental, dan bumbu rempah yang nggak pelit. Dari situ, saya mulai penasaran. Ayam lodho ini dari mana, sih?
Ternyata, ayam lodho berasal dari Tulungagung dan Trenggalek, Jawa Timur. Kuliner khas ini biasanya muncul saat acara besar kayak selametan atau Lebaran. Tapi, karena rasanya makin dicari, sekarang sudah banyak warung yang menjual ayam lodho setiap hari.
Asal-Usul Ayam Lodho yang Nggak Banyak Orang Tahu
Jadi ceritanya, ayam lodho itu dulunya disajikan sebagai Kuliner Teradisional. Biasanya dimasak saat perayaan penting atau tradisi. Ayamnya dipanggang atau dibakar dulu, baru dimasak pakai kuah santan yang pekat. Cara masaknya agak ribet, tapi itu yang bikin rasanya jadi luar biasa.
Uniknya, ayam yang dipakai bukan ayam potong biasa, melainkan ayam kampung. Kenapa? Karena teksturnya lebih padat dan gurih. Beda jauh sama ayam potong yang kadang terlalu lembek. Proses membakar ayam ini jadi kunci utama aroma smokey-nya yang bikin nagih.
Rahasia Rasa Ayam Lodho Ada di Bumbunya
Kalau kamu pernah coba culinary ayam lodho dan merasa ‘wah, kok bisa seenak ini?’, jawabannya ada di bumbunya. Bumbu ayam lodho ini kompleks. Ada bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe, kunyit, kemiri, cabai merah, dan daun jeruk. Kadang juga ditambah serai dan kencur. Setelah ditumis, semua bumbu ini menciptakan rasa yang kuat tapi tetap seimbang.
Nah, setelah bumbu matang, ayam yang sudah dibakar akan dimasukkan ke dalam kuah santan bersama bumbu tadi. Proses masaknya bisa sampai satu jam atau lebih, supaya semua rasa meresap sempurna. Hasilnya? Ayam yang empuk, gurih, dan bikin lidah joget.
Tips Memasak Ayam Lodho di Rumah
Meski awalnya saya pikir ribet, ternyata bikin ayam lodho di rumah itu bisa banget, asal tahu trik-nya. Pertama, pilih ayam kampung yang nggak terlalu tua. Kalau terlalu tua, bisa keras meski dimasak lama. Kalau terlalu muda, malah kurang ‘kaya’ dagingnya.
Kedua, bakar ayamnya sampai setengah matang. Jangan langsung gosong ya, cukup sampai aromanya keluar dan kulit agak kecokelatan. Bumbu halus harus ditumis sampai matang benar, biar nggak anyep. Santan sebaiknya dipakai yang dari kelapa segar, bukan santan instan—walau bisa juga sih kalau terpaksa.
Yang paling penting, masak dengan sabar. ayamlodho bukan makanan yang bisa dikejar-cepat. Justru karena dimasak pelan-pelan, rasa rempahnya bisa meresap sampai ke tulang.
Pelajaran dari Kegagalan Pertama Bikin Ayam Lodho
Saya pernah gagal total waktu pertama kali masak ayamlodho. Gara-garanya saya pakai ayam potong dan langsung direbus, tanpa dibakar dulu. Rasanya? Ya ampun, hambar banget dan kuahnya nggak sedap. Bahkan warnanya pun pucat.
Sejak itu, saya belajar bahwa ayamlodho butuh proses. Dari situ saya juga mulai lebih menghargai masakan tradisional. Kadang, proses panjang itu bukan cuma bikin makanan enak, tapi juga jadi momen kontemplasi.
Perpaduan Sempurna: Ayam Lodho dan Nasi Uduk atau Tiwul
Ayam lodho biasanya disajikan bareng nasi uduk atau tiwul. Ini yang bikin makin unik. Kalau pakai nasi uduk, rasanya gurih banget—rempah ayam dan santan nasi saling melengkapi. Tapi kalau pakai tiwul, ada rasa manis khas dari singkong yang memberikan kontras yang menyenangkan.
Saya pribadi lebih suka pakai nasi uduk. Tapi kalau lagi ingin sensasi berbeda, tiwul juga bisa jadi pilihan seru. Oh ya, jangan lupa tambahkan sambal dan kerupuk. Kombo ini bisa bikin kamu nambah dua piring tanpa sadar.
Pengalaman Paling Berkesan: Makan Ayam Lodho Saat Lebaran
Lebaran tahun lalu, saya mudik ke Tulungagung. Di rumah nenek, tradisinya memang selalu masak ayamlodho. Dari pagi dapur sudah dipenuhi aroma bumbu dan santan. Ada suasana yang hangat dan penuh nostalgia.
Saat makan bareng keluarga, ayamlodho jadi pusat perhatian. Semua rebutan bagian paha dan dada. Saya sempat iseng nanya resep ke nenek, tapi beliau cuma bilang, “Masak pakai hati, bukan cuma tangan.” Kalimat itu masih terngiang sampai sekarang.
Tempat Makan Ayam Lodho yang Enak di Jawa Timur
Kalau kamu nggak sempat masak sendiri, nggak masalah. Di Tulungagung dan Trenggalek, ada banyak warung yang menyajikan ayamlodho otentik. Salah satunya Warung Lodho Pak Yusuf. Tempatnya sederhana, tapi rasanya? Autentik banget.
Di Malang juga ada yang terkenal, namanya Ayam Lodho Bu Sri. Saya pernah makan di sana pas jalan-jalan ke Batu. Kuahnya kental dan ayamnya empuk banget. Jadi kalau kamu pas ada di Jawa Timur, sempatkan mampir dan cobain langsung.
Manfaat Gizi dari Ayam Lodho (Meski Kelihatan Berat)
Meski pakai santan dan kelihatan ‘berat’, ayamlodho tetap punya nilai gizi yang bagus. Ayam kampung tinggi protein dan rendah lemak jenuh. Rempah seperti jahe dan kunyit punya efek antiinflamasi. Bahkan, kalau dimasak dengan santan asli, lemak yang dihasilkan justru lebih baik dibanding minyak goreng.
Tentu saja, jangan makan berlebihan ya. Meskipun enak, tetap harus seimbang dengan sayur dan air putih. Tapi saya yakin, makan ayamlodho sesekali bisa jadi cara merayakan kuliner lokal tanpa rasa bersalah.
Mengadaptasi Ayam Lodho ke Gaya Hidup Modern
Sekarang saya juga bereksperimen bikin ayamlodho versi ‘ringan’. Misalnya, pakai santan encer atau pakai ayam dada tanpa kulit. Memang rasanya agak beda, tapi lebih cocok buat makan sehari-hari. Kadang saya juga tambahkan sayur kayak labu siam atau kacang panjang biar makin lengkap gizinya.
Untuk anak-anak, saya buat versi nggak pedas. Bumbunya tetap sama, tapi cabainya dikurangi. Hasilnya? Mereka tetap doyan, apalagi kalau saya kasih cerita soal “makanan dari kampung ayah”.
Kenapa Ayam Lodho Layak Diangkat Jadi Warisan Budaya
Ayam lodho bukan sekadar makanan. Buat saya, ini simbol tradisi, kebersamaan, dan cinta pada kuliner Indonesia. Di tengah gempuran makanan cepat saji, ayamlodho hadir sebagai pengingat bahwa hal-hal yang dibuat dengan waktu dan cinta akan selalu lebih berkesan.
Saya berharap pemerintah dan pelaku kuliner lebih banyak mempromosikan makanan ini. Mungkin lewat festival makanan daerah atau lomba masak ayamlodho. Karena, kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi
Baca juga Artikel Berikut: Tempe Kemul: Jajanan Legendaris yang Bikin Susah Berhenti Ngemil